PENDIDIKAN MULTIKULTURAL: SINERGITAS KEPEMIMPINAN ADAT MINANG-NIAS BERBASIS KEARIFAN LOKAL MEWUJUDKAN KONSENSUS

Arieska Dwi Asmil, Junaidi Indrawadi, Susi Fitria Dewi, Delmira Syafrini, Isnarmi Moeis

Abstract


The presence of two versions of leadership that are limited by differences in religion and customs in Korong Tanjung Basung II has an impact on the harmony that arises from the consensus that has been produced together. Based on this, this study aims to analyze how the management carried out by the traditional leaders of Nias and Minang based on local wisdom in realizing this harmony so as to make it an area with a fairly high understanding of multiculturalism. This type of research is a qualitative research using an ethnographic approach. The research location is in Korong Tanjung Basung II, Kanagarian Sungai Buluh Barat, Batang Anai District, Padang-Pariaman Regency, West Sumatra Province with research informants taken by snowball sampling technique. While the data collection techniques used in the form of observation, interviews, and documentation studies. To ensure that the data obtained are valid, data testing is carried out through source triangulation. Furthermore, the data were analyzed using data analysis techniques in the form of data reduction, data presentation, and drawing conclusions or verification. The results of the study indicate that in generating a common consensus, the interpersonal relationship between the ninik mamak and the Nias leader is the adoption of two systems of harmony by the traditional leaders of Nias and Minang. Ninik mamak uses the Bodi Chaniago system for the Minang community in generating consensus (through deliberation), while the Koto Piliang harmony system will be applied to the Nias community by presenting the Nias Leader as an intermediary for conveying and disseminating information, especially for the Nias ethnic group in KAN.

Keywords


Multicultural, Indigenous Leadership, concencus

References


Amrizal. (2011). Asal Usul dan Makna Nama Gelar Datuak di Nagari nan Tujuah Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam. Wacana Etnik. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora. ISSN 2098-8746., 2(2), 95–116.

Ashadi, A. (2018). Relasi Antaretnik: Negosiasi Identitas Keislaman Orang Minang dan Kekritenan Orang Nias di Seberang Palinggam dan Sungai Buluh. In Disertasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Effendi, N.-. (2015). Kearifan Lokal Menuju Penguatan Karakter Sosial: Suatu Tantangan dari Kemajemukan Budaya di Sumatera Barat. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 16(2), 107. https://doi.org/10.25077/jantro.v16i2.27

Eriyenti, F. (2007). Malakok: Suatu Mekanisme Pendamai Ala Minangkabau. Demokrasi, IV.

Firman, M. . (2017). Strategi Adaptasi Suku Bangsa Nias Di Tengah Suku Bangsa Minangkabau Di Korong Tanjung Basung II Nagari Sungai Buluah Kecamatan Batang Anai. STKIP PGRI Sumatera Barat.

Harahap, S. (2018). Konflik Etnis dan Agama di Indonesia. Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA), 1(2).

Liliweri, A. (2005). Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. LKis Pelangi Aksara.

LKAAM. (2002). “Materi Pelatihan Pembekalan Kepemimpinan Pemangku Adat Se- Kabupaten Agam“.

Lombu, C. S. (2019). Ruang Ketiga Dalam Perjumpaan Nias-Kristen Dan Minangkabau-Muslim Di Padang. Jurnal Kawistara, 9(3), 324. https://doi.org/10.22146/kawistara.40687

M.S, A. (1997). Adat Minangkabau: Pola dan Tujuan Hidup Orang Minangkabau. Mutiara Sumber Widya.

Mairozasya, S. (2011). Koto Piliang dan Bodi Caniago: Dua Kekuasaan Pemerintahan Pada Abad ke 12 di Minangkabau. Universitas Pendidikan Indonesia.

PERDA No. 7 Tahun 2018 tentang Nagari.

Prayitno. (2011). Transformasi Nilai Kearifan Lokal dalam Pendidikan Bangsa: Dialektika Pentingnya Pendidikan Berbasis Lokal Genius. Trisakti.

Prihana, E. (2020). Model Ideal Kepemimpinan Pemerintahan Berbasis Kearifan Lokal Budaya Sunda Bagi Masyarakat Purwakarta (Studi Kepemimpinan Bupati Purwakarta Periode 2008 -2018). LENSA – VOLUME 3 No. 49, September 2020, 0854–7904.

Ramstedt, M. (2011). Kegalauan Identitas: Agama, Etnisitas dan Kewarganegaraan pada Masa Pasca Orde Baru. Grasindo.

Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Alfabeta.

Syafyahya, L. (2006). Dilema Malakok Anak Tidak Bersuku dalam Sosial Budaya Minangkabau.

UU No. 9 tahun 2015.

Wuryandani, W. (2010). Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Pembelajaran untuk Menanamkan Nasionalisme di Sekolah Dasar. Proceding Seminar Nasional Lembaga Penelitian UNY.




DOI: http://dx.doi.org/10.26737/jpipsi.v7i2.3108

Refbacks



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Published by:

Institute of Managing and Publishing of Scientific Journals, STKIP Singkawang


Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)Address : STKIP Singkawang, Jalan STKIP - Kelurahan Naram Singkawang, Kalimantan Barat, INDONESIA, 79251

No. Telp.   : +62562 420 0344
No. Fax.    : +62562 420 0584

e-ISSN : 2477-8427

p-ISSN : 2477-6254

Editor in Chief Contact: [email protected] / [email protected] / Wa: +6289694411803

Publisher Contact: [email protected] / [email protected] / Wa: +6282142072788

Management Tools

     

Jurnal PIPSI is Indexed by:

 

Creative Commons License

Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia) is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.